VirginiaDika's World
let's read and enjoy it.
Senin, 04 Februari 2013
Sabtu, 15 September 2012
ikhlas, sebenernya aku sudah faham dengan apa yang harus aku lakukan, nah ya itu, ikhlas, tapi apa tau kalo emlakukannya sunggu luar biasa sulit, aku sebagai manusia masih butuh balasan, masih belum bisa ikhlas, konteks ini dalam arti ' kamu ' . ehm bukan untuk hal negatif tapi.
seharusnya aku bisa ikhlas atas kamu. seharusnya. ketika aku perhatian dan aku menginginkan balasan perhatian, ketika aku menginginkan juga apa yang aku lakukan ke kamu. ya kan aku masih belum ikhlas ??
kata temenku, kalo kita ikhlas, bakal nyaman banget hidup. pengen.
seharusnya aku bisa ikhlas atas kamu. seharusnya. ketika aku perhatian dan aku menginginkan balasan perhatian, ketika aku menginginkan juga apa yang aku lakukan ke kamu. ya kan aku masih belum ikhlas ??
kata temenku, kalo kita ikhlas, bakal nyaman banget hidup. pengen.
seperti saat sekarang, aku gatau, sebenernya kamu memang bener-bener mau tanya keadaanku, mau denger ceritaku atau hanya respon yang basa-basi. lama sekali,seperti biasa.
oh ya, met bubuk pil. yang nyenyak ya, makasih sudah dengerin aku dan kasih aku pembicaraan yang nyaman, walaupun beberapa ada yang ricuh, hahaha gapapa tapi paling ga itu bisa buat aku mesem. makasih sayang (:
oh ya, met bubuk pil. yang nyenyak ya, makasih sudah dengerin aku dan kasih aku pembicaraan yang nyaman, walaupun beberapa ada yang ricuh, hahaha gapapa tapi paling ga itu bisa buat aku mesem. makasih sayang (:
2
jangan lakukan hal bodoh ! mau sampai kapan seperti ini, Dika ? sudah cukup. berhenti. dia bisa kenapa kamu enggak ? ya memang itu yang membedakan aku sama dia. sangat jauh berbeda, dan aku salut dengan diriku sendiri, aku bisa menahan segalanya. aku bisa bersabar sampai saat ini dengan sebagian aku yang dulu masih ada, aku yang dulu yang sama sekali tidak biasa dengan semua ini. SABAR. makasih buat mbak ella dan mas dimas yang selalu ngedukung dika, bantu mengenali lingkunganmu, yang bantu aku mengenali kamu ketika berada dalam dunia kampusmu, duniamu, sedikit aku mengertiu dan sedikit juga aku sedang berfikir bagaimana bisa kamu seperti itu. makasih ya mbak, mas, yang sabar sama dika saat dika tiba-tiba sms tengah malem atau pagi-pagi sekali. dika sepertinya butuh orang yang bisa menengkan, bahkan dengan miris, bahwa aku ga bisa nenangin diriku sendiri. lemah. hanya karna seorang laki-laki, kamu, aku seperti ini. gila. emang, aku sudah gila gara-gara kamu.
*membaca ulang dan memahami kata-kata mba ella dan mas dimas.
ya Allah jangan biarkan aku terlalu lama seperti ini.
*membaca ulang dan memahami kata-kata mba ella dan mas dimas.
ya Allah jangan biarkan aku terlalu lama seperti ini.
Seperti biasa, ketika memasuki gebang perumahan, selalu ambil hp dan lihat jumlah bbm, siapa yang bbm, dan tujuan utama tetap, ke tama. Iyaa, entah lupa sejak kapan aku mulai seperti itu, sepertinya mulai dulu, mulai satu tahun yang lalu. Aku selalu nunggu bbm dari tama, entah sedang bangun tidur, mau tidur, pulang kuliahm atau disela-sela aktivitas apapun yang aku kerjakan. Oh ya, malam ini, sampainya aku dirumah, belum ada bbm juga, terkirimpun enggak, seperti biasa, menandakan hpnya mati . gapapa. Keinginan serta harap-harap untuk dapat dan membaca bbmnya sudah aku minimalisir, yang dulu setiap aku lihat layar hp, layar utama selalu terpasang foto bbmnya, yang ternyata semakin lama aku letakan disitu, semakin aku ingin di bbm dan buat aku sedih kalo ternyata ga ada bbm balasan dari tama. Dan saat ini, aku ga taruh bbm dia di diplay utama hpku, maaf ya tama. Entah aku ini orang seperti apa, aku bingung harus cerita ke siapa, aku belum yakin dengan siapa yang akan mengerti dan faham benar mengenai apa yang aku rasain, kecuali aku sendiri dan Allah.
Sudah setahun lebih hingga gari ini aku sama tama. Banyak hal yang aku rasakan, tapi ada hal yang selalu aku rasakan, disaat seperti sekarang, ya disaat aku menulis ini. Aku sering nagis, sering sedih sendiri, hal ini yang buat aku bingung, sebenarnya penyebab aku menangis ini apa, karna tama atau karena kebodohanku sendiri, aku benci sama aku d=sendiri disaata aku seperti in, tapi demi Allah aku selalu mencoba untuk tidak seperti ini. Disela aku nulis juga aku nangis, sekali lagi aku gatau aku harus cerita sama siapa, sebenernya aku pingin tama sendiri yang tau oerasaanku, tapi jujur entaj kenapa, dia gak pernah tepat berada disaat saat aku seperti ini, saat ini aja dia ga bisa dihubungi, tapi gaapa, aku sudah tau.
Entah apa yang difikirkan sama tama dalam mengahadapi dan memperlakukan seorang wanita, apa aku harus bilang ke dia ? nanti dibilang rewel. Apa aku harus bicara satu-satu apa yang harus dia lakukan ? nanti dibilang rewel. Apa aku harus menunjukan semua apa mauku ? aku gak egois ! aku rela serela relanya mengalah, saat ini aku rasa aku sedang mengalah. Memang terkadang ketika diluar kendali aku suka marah marah ga jelas sama kamu kan ? ya soalnya aku memang pengen diperhatikan, memang aku cari perhatian. Apa aku salah ? aku amsih belum tau, semoga suatu saat aku tau.
Tau tidak, ketika aku selalu ingin menjadi seperti kamu dalam menyikapi aku ? kalo kamu tanya seperti apa kamu, pastinya kamu paling tau. Aku selalu mencoba, selalu, selalu selalu ! tapi enggak bisa. Aku nyerah. Dulu, saat aku masih berfikir bahwa suatu saat kamu akan berubah, ternyata enggak, ketika aku berfikir saat kamu diam, aku bercerita hari-hariku sama kamu, aku kira suatu saat kamu akan menjadi seperti aku, atau paling btidak kamu menjadi porang yang sangat antusias mendengar ceritaku setiap harnya, tapi ternyata, sampai saat inipun enggak. Tapi enggak papa, aku sudah biasa. Emm btw kebiasaan seperti ini terkadang menguntungkan. *usap air mata.
Yang hanya mengerti secara sangat jelas perasaanku hanya aku sendiri dan Allah. Di setiap doa aku selalu sebut nama kamu stelah nama orang tua dan sodara-sodara serta teman-teman yang aku sayangi.
Kapan saat kamu akan dengerin aku secara serius dan menganggap bahwa sebenarnya kamu harus berubah, tapi apa itu mungkin ? atau aku yang harus tetap seperti ini untuk mempertahankan semuanya ? kamu tau sekarang saat aku nulis, aku tetep nunggu hpmu nyala dan bergarap bbmu. Ya Allah aku akan selalu bodoh untuk mempertahankan diriku dalam keadaan seperti ini. Apa yang harus aku lakukan ? apa aku harus selalu nungguin kamu setiap kamu malam ga kasih kabar, entah apa yang akan kamu fikirkan ketika kamu tau kalo aku bener-bener ga bisa tidur kalo gatau kabarmu. Lebay ? menurutku enggak. Apa aku harus selalu begini setiap malam ?
Itulah kamu, dan apa kamu akan terus seperti ini ?
Nyesek. Banget. Sekarang. Apa kamu masih belum nemuin orang yang bener-bener kamu sayang ?
Apa yang sebenernya kamu fikirkan ? apa kamu selalu berfikir kalo aku selalu baik-baik aja ?
Sudah setahun lebih hingga gari ini aku sama tama. Banyak hal yang aku rasakan, tapi ada hal yang selalu aku rasakan, disaat seperti sekarang, ya disaat aku menulis ini. Aku sering nagis, sering sedih sendiri, hal ini yang buat aku bingung, sebenarnya penyebab aku menangis ini apa, karna tama atau karena kebodohanku sendiri, aku benci sama aku d=sendiri disaata aku seperti in, tapi demi Allah aku selalu mencoba untuk tidak seperti ini. Disela aku nulis juga aku nangis, sekali lagi aku gatau aku harus cerita sama siapa, sebenernya aku pingin tama sendiri yang tau oerasaanku, tapi jujur entaj kenapa, dia gak pernah tepat berada disaat saat aku seperti ini, saat ini aja dia ga bisa dihubungi, tapi gaapa, aku sudah tau.
Entah apa yang difikirkan sama tama dalam mengahadapi dan memperlakukan seorang wanita, apa aku harus bilang ke dia ? nanti dibilang rewel. Apa aku harus bicara satu-satu apa yang harus dia lakukan ? nanti dibilang rewel. Apa aku harus menunjukan semua apa mauku ? aku gak egois ! aku rela serela relanya mengalah, saat ini aku rasa aku sedang mengalah. Memang terkadang ketika diluar kendali aku suka marah marah ga jelas sama kamu kan ? ya soalnya aku memang pengen diperhatikan, memang aku cari perhatian. Apa aku salah ? aku amsih belum tau, semoga suatu saat aku tau.
Tau tidak, ketika aku selalu ingin menjadi seperti kamu dalam menyikapi aku ? kalo kamu tanya seperti apa kamu, pastinya kamu paling tau. Aku selalu mencoba, selalu, selalu selalu ! tapi enggak bisa. Aku nyerah. Dulu, saat aku masih berfikir bahwa suatu saat kamu akan berubah, ternyata enggak, ketika aku berfikir saat kamu diam, aku bercerita hari-hariku sama kamu, aku kira suatu saat kamu akan menjadi seperti aku, atau paling btidak kamu menjadi porang yang sangat antusias mendengar ceritaku setiap harnya, tapi ternyata, sampai saat inipun enggak. Tapi enggak papa, aku sudah biasa. Emm btw kebiasaan seperti ini terkadang menguntungkan. *usap air mata.
Yang hanya mengerti secara sangat jelas perasaanku hanya aku sendiri dan Allah. Di setiap doa aku selalu sebut nama kamu stelah nama orang tua dan sodara-sodara serta teman-teman yang aku sayangi.
Kapan saat kamu akan dengerin aku secara serius dan menganggap bahwa sebenarnya kamu harus berubah, tapi apa itu mungkin ? atau aku yang harus tetap seperti ini untuk mempertahankan semuanya ? kamu tau sekarang saat aku nulis, aku tetep nunggu hpmu nyala dan bergarap bbmu. Ya Allah aku akan selalu bodoh untuk mempertahankan diriku dalam keadaan seperti ini. Apa yang harus aku lakukan ? apa aku harus selalu nungguin kamu setiap kamu malam ga kasih kabar, entah apa yang akan kamu fikirkan ketika kamu tau kalo aku bener-bener ga bisa tidur kalo gatau kabarmu. Lebay ? menurutku enggak. Apa aku harus selalu begini setiap malam ?
Itulah kamu, dan apa kamu akan terus seperti ini ?
Nyesek. Banget. Sekarang. Apa kamu masih belum nemuin orang yang bener-bener kamu sayang ?
Apa yang sebenernya kamu fikirkan ? apa kamu selalu berfikir kalo aku selalu baik-baik aja ?
Langganan:
Postingan (Atom)